Minggu, 22 Mei 2011

Sejarah pesantren Dan ulama Pasuruan

Dikutip dari hasil wawancara dengan KH. Hafid Hasyim dan KH. Yazid Manan dan disarikan dari Buku Sejarah Sidogiri.
LOKASI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF SERTA KEADAAN SEKITAR PONDOK PESANTREN
Lokasi Pondok Pesantren Sidogiri terletak kurang lebih 7 (tujuh) kilometer ke sebelah Barat (agak selatan) Kota Pasuruan.
Areal Pondok Pesantren Sidogiri terbagi/terbelah oleh sebuah sungai, sehingga ada bagian dari Pondok Pesantren Sidogiri yang berada disebelah Selatan dan ada bagian yang terletak di bagian Utara sungai. Secara administratif pemerintahan, Pondok Pesantren Sidogiri masuk Desa Sidogiri, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan. Adapun penduduk di sekitar Pondok Pesantren Sidogiri terdiri dari suku Jawa dan suku Madura dengan jumlah yang hampir sama. Kehidupan ekonomi penduduk di sekitar Pondok Pesantren Sidogiri tergantung pada pertanian, sedangkan kehidupan keagamaan relatif baik, karena pengaruh positif dari Pondok Pesantren Sidogiri yang berdiri kurang lebih 200 tahun yang lalu.
SELAYANG PANDANG PONDOK PESANTREN SIDOGIRI
Luas areal Pondok Pesantren Sidogiri kurang lebih 8 (delapan) hektar, terdiri dari 3 (tiga) hektar di Selatan sungai dan kurang lebih 5 (lima) hektar di Utara sungai. Dari luas areal tersebut digunakan sebagai berikut:
1. Masjid, Surau dan Langgar sebagai sarana tempat ibadah
2. Gedung Pemondokan sebagai tempat tinggal santri
3. Gedung Madrasah sebagai sarana utama pendidikan
4. Perpustakaan
5. Perkantoran yang meliputi : Kantor Pusat Pondok, Kantor Madrasah, dan Kantor tempat keperluan administrasi dan pelayanan santri
6. Beberapa unit gedung, antara lain gedung untuk Kopotren, Kantin sebagai sarana penyuplai semua kebutuhan santri sehari-hari
7. Dua unit bangunan Balai kesehatan, sebagai sarana bagi santri yang memerlukan perawatan, baik rawat inap maupun rawat jalan
8. Balai Tamu yang berbentuk gedung tempat pertemuan wali santri dengan putra-putrinya saat berkunjung ke pondok
9. Dapur umum, Kamar mandi umum
10. Lain-lain, seperti Gudang, Ruang Auditorium, Ruang Makan, dan sebagainya.
Semua bangunan tersebut di atas, termasuk kategori bangunan baru atau telah direnovasi menjadi bangunan baru. Sedangkan yang masih mempunyai nilai arkeologis antara lain adalah:
-- Beberapa bentuk Nisan pada makam yang terletak di belakang masjid, dimakam tersebut disemayamkan para Masyayikh Sidogiri terdahulu.
-- Surau (bagian lama) yang diperkirakan dibangun pada jaman Kyai Bahar.
-- Bedug yang terletak pada surau, belum diketahui secara pasti kapan dibuat dan oleh siapa pembuatnya. Menurut wujud benda dimaksud sudah mempunyai umur sekitar 100 (seratus) tahun lebih.
-- Bentuk tata ruang dan bangunan di Pondok Pesantren Sidogiri terdiri dari : Bangunan-bangunan Induk seperti : Surau, Masjid, Rumah para Pengasuh (tempat tinggal / tidak satu tempat), Madrasah dan lain-lain terletak di sebelah Utara sungai, kondisinya cukup padat; perencanaan lama.
Bangunan sebelah Selatan sungai antara gedung satu dengan yang lainnya cukup jauh, masih memungkinkan adanya perancangan baru. Adapun penataan berdirinya rumah, gedung dan bangunan lainnya sebagaimana denah, adalah sebagai berikut :
SEJARAH PENDIRIAN PONDOK PESANTREN SIDOGIRI
Sidogiri sebagai titik awal perjuangan
Sebagaimana halnya dengan latar belakang berdirinya Pondok Pesantren yang lain, yaitu: tempat untuk mendidik para Santri yaitu dengan diasramakan, dimana para santri dapat belajar dan bertempat tinggal ditempat tersebut.
Sentral untuk pendidikan, khususnya Keagamaan tersebut dimaksudkan juga sebagai pusat syiar Agama Islam, tentunya pada saat didirikannya Pondok Pesantren Sidogiri, latar belakang sebagai agama yang relatif masih baru perlu untuk lebih mengakar pada masyarakat.
Mengingat bahwa pendirian Pondok Pesantren Sidogiri pada saat itu adalah atas amanat penguasa Giri kepada Sayid Sulaiman, oleh sebab itu latar belakang didirikannya Pondok Pesantren ditempat baru di wilayah Pasuruan adalah untuk membentuk sentral kekuatan sebagai antisipasi terhadap tantangan syiar Islam, yang dibangun dengan model perwilayahan.
Sekitar Tokoh Sayid Sulaiman
Sayid Sulaiman adalah ulama besar yang membuka hutan di suatu wilayah kurang lebih 7 (tujuh) kilometer disebelah Barat Kota Pasuruan. Didaerah yang baru dibuka tersebut didirikanlah sebuah Pondok Pesantren yang dikenal dengan nama Pondok Pesantren Sidogiri.
Sayid Sulaiman dalam mendirikan Pondok Pesantren tersebut adalah membawa amanat dari penguasa Giri yang pada waktu itu adalah seorang Raja sekaligus Ulama yang merupakan keturunan dari Sunan Giri di Fresik.
Secara singkat riwayat Sayid Sulaiman adalah putra dari Sayid Abdurrahman (Cirebon), dan ibunya bernama Syarifah Khodijah yang merupakan puteri bangsawan, yaitu puteri Sultan Banten. Konon menurut penuturan, bahwa Syarifah Khodijah masih keturunan Rasulullah, cucu R. Syarif Hidayatullah (Sunan Gunungjati) dan dimakamkan dibelakang Swadesi, Bangil. Dari pasangan (cicit dari Sayid Abu Bakar Ba Syaiban dan putera sulung Sayid Umar ini) dengan pasangannya Syarifah Khodijah, melahirkan Sayid Sulaiman dan puteranya yang lain yaitu Sayid Abdurrahim (terkenal dengan Mbah Arif, Segoropuro Pasuruan) dan Sayid Abdul Karim.
Pengaruh dan kemahiran berdakwah Sayid Sulaiman muda membuat penjajah Belanda menjadi khawatir, oleh sebab itu setelah menginjak dewasa Sayid Sulaiman pindah dan tinggal di Krapyak , Pekalongan, Jawa Tengah. Disini beliau menikah dan mempunyai empat orang putera yaitu: Hasan, Abdul Wahab, Muhammad Baqir dan Ali Abbas. Beberapa tahun kemudian beliau pulang ke tempat neneknya, yaitu : Sayid Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunungjati di Cirebon.
Setelah dari Cirebon, beliau mengembara ke Solo, Surabaya, dan nyantri ke Ampel. Setelah nyantri di Ampel, beliau pergi ke Pasuruan untuk nyantri pada Mbah Semendi di Segoropuro. Selanjutnya, Sayid Sulaiman diambil menantu gurunya yaitu Mbah Semendi, dinikahkan dengan puteri kedua Mbah Semendi.
Sesuai dengan catatan bahwa Sayid Sulaiman wafat dalam perjalanan dipanggil oleh Raja Mataram (Surakarta) dan dimakamkan di Mojoagung.
Dari catatan perjalanan Sayid Sulaiman dan penerusnya sampai sekarang, dapatlah digali dan diperoleh berbagai peristiwa penting, antara lain:
Misi dan amanat Raja Ulama Giri dari Gresik untuk membuka Pondok Pesantren di wilayah baru, yang selanjutnya disebut Sidogiri.
Pengembaraan Sayid Sulaiman ke berbagai daerah, antara lain : Pasuruan, Pekalongan, Cirebon, Solo, Surabaya, Pasuruan, Cirebon dan kembali ke Pasuruan.
Sayid Sulaiman sebagai penasehat Raja (Adipati) Untung Suropati.



Sayid Sulaiman wafat pada tanggal 26 September 1766. Dari alternatif-alternatif peristiwa yang terjadi di Pasuruan, panitia khusus DPRD pada tahun 2003 lebih condong mengangkat berdirinya Pondok Pesantren Sidogiri oleh Sayid Sulaiman, pada hari Selasa Pahing, tanggal 20 September 1712, sebagai Hari Jadi Pasuruan.

0 komentar:

Posting Komentar

USEFULL LINKS

 

Site Info

Followers

soerya Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template